Friday, July 16, 2004

Lagi Bete Bagian 2

Di IC, ada lapangan olahraga yang luas di belakang sekolah. Lapangan rumput termasuk lapangan bola, basket, voli, dan lompat jauh. Beberapa tahun belakangan juga dibuat kursi-kursi panjang buat duduk-duduk di sana. Karena sekolah gua itu daerahnya terpencil, jadi sekeliling kompleks ya rerumputan sama lading penduduk sekitar. Enaakk…banget. Tau sendiri, hidup di IC artinya hidup tanpa bisa lepas dari masalah. Sering banget nih hati jutek, bete, gundah gulana (wow? Bahasa apaan tuh?), dan lain-lain. Tapi setiap itu terjadi, banyak dari kita yang diam-diam lari ke belakang sekolah, duduk deket selokan, dan ngeliat sejauh mata memandang, dan menikmati hembusan angin yang sering lewat. Sedikit demi sedikit betenya jadi hilang.
Baru-baru ini, ulfah pernah bete berat. Mungkin lagi bosen aja sama suasana di sekeliling, dan rasanya jadi pengen kabuuur aja. Tapi mau kabur juga nggak bisa, karena namanya manusia, selain pengen memenuhi keinginan diri sendiri, kita kan juga punya tanggung jawab sama orang lain. Ya udah. Kejadiannya sehari sebelum acara Kiamat Karisma, di Salman. Saking betenya, hari itu sampe nge-sms banyak orang yang dirasa bisa cukup menasehati, atau menghibur. Akhirnya juga gua nelpon Sir Imam. Guru bahasa Inggris gua di IC, yang sering jadi tempat curhat gua. Wah, pake acara nangis segala! Padahal, nangis gua udah jauh diminimalisir ketimbang pas di IC. Tapi, akhirnya nih hati sedikit lega. Tapi belom plong. Besoknya ke Salman lagi, ada acara Kiamat itu. Lumayan kehibur, ngeliat adek-adek yang lucu-lucu, apalagi pas gitu ada film Shrek, ya ketawalah…tapi…ada sedikit lagi yang ngeganjel. Untungnya, hari itu lagi libur. ITB juga kosong. Iseng-iseng,gua masuk lewat gerbang SR. Dan tau ada apa? Ngeliat ke langit, dan semuanya ditutupin dengan teduh sama pepohonan di sana, dan luar biasanya, angin kenceng tiba-tiba bertiup kencang, enaaakkk banget, kayak pas di IC. Mungkin Allah juga berusaha menghibur gua. Dan akhirnya, plong juga…betenya ilang.
Cara seperti itu memang ampuh. Kadang-kadang, gua sering harus berada di tempat di mana gua nggak bisa cuma duduk diam merenung. Makanya, kalau punya waktu kosong, gua sering manfaatin buat menyendiri. Entah jalan di mal, naik angkot, atau jalan lambat-lambat dari kampus ke Salman. Biar nggak perlu denger suara orang lain, pake walkman yang isinya cuma lagu-lagu kesayangan kita. Bersenandung juga nggak apa-apa (lebih gila lagi, pas di IC, gua sering nyanyi keras-keras, malem-malem, di belakang sekolah, biar lega!). Sering hari-hari dan momen seperti itu gua sebut hari ‘Menghayati’, jadi, gua bisa menikmati bahkan sekedar hembusan angin, pohon yang bergerak perlahan daun-daunnya, juga lampu kendaraan di malam hari, serta hujan yang kelihatan di jendela. Fiuuh…rasanya jadi lega…banget.Interupsi di tengah kesibukan memang penting, kita hidup juga perlu ngasih makanan buat jiwa sendiri. Disayangin tuh hati. Lalu kita bisa balik ke dunia nyata, realitas kerja, dan mulai bekerja dengan penuh keikhlasan

No comments: