Monday, June 28, 2004

Panjang!!

Aneh deh, orang-orang yang pernah gua suka selama ini pasti rada ‘urakan’. Yaa…gak pernah urakan beneran sih, tapi kenyataannya, mereka tuh tipe cowok sok cool yang entah kenapa bisa-bisanya bikin gua suka. Yang pertama, walau ketemu di tempat ngaji, wuih bandelnya minta ampun. Punya geng, iseng, kayaknya nggak bisa ngelewatin sehari tanpa gangguin gua dulu! Yang kedua, weiss, pebasket coy! Baju suka dikeluarin, walau pinter dan kenyataannya baek hati, tapi tipe2 bandel dan iseng gitu deh! Yang ketiga, sama aja, iseng-iseng gitu juga. Keempat? Yang ini isengnya kebangetan!! Dan ternyata orangnya rada baek walau agak freak. Yang kelima, wuih…iseng, tapi jelas baeeeeeekkkk banget…bahkan rada alim! Yang sekarang? Secret. Tapi yang pasti senada sama yang sebelum-sebelumnya. Bisa jadi orang serius, tapi yang jelas sisi lucunya lebih dominant, toh hidup udah susah, kok dibikin pusing? Jelas, gak bisa orang yang mengawang-awang, dengan kadar mengkhayalku yang over dosis ini, jelas teman mengkhayal nggak baik dijadikan pasangan hidup. Orang yang lebih realistis dan mikirin hal-hal yang lebih nyata dan di depan mata tentu lebih menyenangkan. Terus, minimal tau film bagus lah, nggak yang klimis-klimis amat, kemeja kotak-kotak dikeluarin (inget orang kelima), baca qur’annya manis, luv his momma and pop, cuek, cool, kacamata (tipe ini jarang banget muncul kalau nggak malah jadi tipe freak), suka lagu-lagu keren, mentoleransi ke’gilaan’ gua, menerima gua apa adanya, gak ngerubah hal mendasar dari gua, not even try preach me about things that’s not even necessary to preach about, dan yang pasti ikhwan (inget, standar ikhwan gua gimana…). Anyway, tipe gua dulu pasti adalah liatlah keluaran berikut: taylor hanson, james ‘ultra’, sasha, david duchovny, billy gilman, bruce willis, yang maen bubble boy, tipe2 mc guire, standar ya? Anyway, nikah itu kan masalah mengenal orang itu, seirng jalan ngerti jugalah. Jadi masalah prinsipal, bibit bebet bobot, doesn’t really matter, suku apa ? (whatever), kerja apa (yang penting ada usaha yang tengah dirintis walau dari bawah), mungkin lebih fun kalau ada prospek moving family (pekerjaannya yang nuntut mobilitas), SENYUMNYA NGGAK KAKU!! (Kan mesti lucu natural), gak suka ngeluarin kata-kata tabu berikut: aku cinta, aku rindu, aku cemburu, I miss you, atau kata-kata puitis antah berantah, tapi yang begini: ‘gua sayang deh ma elu, hehehe, boong deng?’, ‘iye…biar lu jelek gua juga kgn sm elu’ (berani cuma di sms, ditulis singkat, dan biasanya ada insiden salah paham dulu, hehe), atau kata-kata,”ngapain sih ngomongin dia mulu?” tandanya jealous tuh hehe(jgn pake kata C*****U itu!! Yuck!), kata Clay Aiken:
It’s in The Way you move me, hold me, know me,
You feel it in The Way
Atau kata Ronan Keating:
The smile at your face let me now that you need me
There’s a truth in your eyes saying you’ll never leave me
The touch of your hand says you’ll catch me when ever I fall
You say the best when you say nothing at all…(sebenernya rada bingung, lagu ini kalau diliat dari sisi negatif artinya, “would you please shut up?”)
Pernah ada yang suka gua dan memperlakukan gua begitu, yup, those flowery words, akhirnya gua sendiri enek dan jadi rada kabur…gak tau, geli aja. Tipe preman gini kok diajak bermanis-manis? Kita main kasar di sini, Bah!
Abis sesuatu yang diungkapin gamblang gitu bagi gua nggak rame aja, me? Gua suka menganalisis, misalnya orang kelima (lagi), waktu itu tim gua kalah maen bola, 5-0 apa? Gua marah-marah sama Mr.Black, bete karena bakal jadi sasaran ejekan anak-anak. Tau nggak Mr.Black ngomong apa?: ”Suruh ngadep gue!” Wow. Apa maksud tuh? Tapi sebenernya dibalik itu tersimpan makna daleemmm banget!!wow!! Mr.Black emang baek. Itu kalimat lebih berarti daripada ini, “ Fah, siapapun yang berani ngegangguin dan ngejek elu, suruh ngadep gua, biar gua yang ngadepin tuh anak. Lu pasti gua bela” please…yang ini pasti bikin gua pengen muntah!! Tapi yang sebelumnya, pasti bikin gua penasaran dan akhirnya senyum pas udah nangkep maksudnya. Hehehe. Masalah cakep enggaknya (walau esensial) mungkin nggak big deal, seiring waktu bakal terbiasa ngeliat tampang yang sama, dan bahkan kita bakal lupa kalau sebetulnya ada yang aneh di giginya yang mungkin rada-rada gede beberapa (liatlah kita yang bercermin tiap pagi merasa betapa cantiknya diri sendiri, padahal karena mata kita udah kebal sama cermin keburukan kita aja), atau kaya? Well, itu bisa dirintis, ortu gua dulu juga mulai dari nol! Keturunan? Yang gua nikahin anaknya kok bukan ortunya. Palingan cek kesehatan, takutnya ada penyakit keturunan yang kemungkinan besar muncul kalau kita nikah. Masalah agama, setengah-setengah sama gualah, jadi saling ngelengkapin. Dia rajin solat, gua rajin puasa misalnya. Klop kan? Toh, semua pernikahan itu menyatunya dua dunia untuk dicocok-cocokin, nyiptain kesempurnaan yang sesuai bukan yang ideal. Gitu kali? Lagi kalo suami gua alim banget, gua yang keblenger. Ada bercandaan tentang temen cowok gua yang alim banget, sebenernya bagus sih, cuma ngebayanginnya nggak tanggung. Gini, misalnya:
Kata gua:” Mas, baca qurannya tiga halaman ya”
Kata mas gua:”Nanggung Mi, satu surat aja ya?” padahal yang dibaca Al-Baqarah…

Kata gua : “ Mas, dhuhanya 4 rakaat aja deh…”
Kata mas gua : “ Nanggung Mi, biar dibikinin Allah istana di surga, 12 rakaat aja ya?” Jegerr…

Sekali lagi, BERCANDA PEMIRSA! SIMPLY ME AND MY FRIENDS’ SILLY JOKE DI TENGAH KEJOMBLOAN NISTA KAMI!! PFIUHH…

Bell Ding-dong emang belum berdentang, rasanya orang yang tepat aja belom dateng. Kata kak Awang (yang insya Allah menikah 10 Juli besok), mungkin masalahnya bukan waktu yang belum tepat hanya orang yang belum tepat ada benarnya. But, jeez, I don’t know a single thang bout my future, do… jadi sekarang wishing, hoping, begging to God, please salah seorang dari sedikit orang itu aja yang gua paling arepin itu aja yang tiba-tiba:
Bended on my knees
Never gonna stand till you say, “Yes”

Yippiee!!!

ME and my WILD CRAZY LUNATIC world…
Koreksi: anyone, jangan tulis Thanks God, atau Thank’s God, atau Thanks’ God karena gak bener. Kata itu berasal dari kalimat: I Thank God. Dan inget, subjek I, hanya bisa diikuti bentuk-bentuk do, am, are, jadi nggak boleh pake s karena gak ada artinya. Ini sesederhana bikin kalimat: I eat lunch. Gak pernah ada: I eats lunch, I eat’s lunch, I eats’ lunch. Inget juga bentuk ini :sesuatu’s ada dua arti: kalau dia kata benda dikasih ‘s, artinya milik benda itu (bukunya Anna: Anna’s book) Atau ‘s adalah kepanjangan dari is. Untuk plural dibikin sesuatu-sesuatus’(bukunya Anton dan Jim: Anton and Jims’ book). Begitu. Wallahu alam. Jazakallah khair!

No comments: